Kata delirium memang masih asing terdengar di telinga Caring People. Delirium merupakan salah satu penyakit gangguan mental yang sering melanda seseorang dengan usia di atas 65 tahun. Lalu, apa sih itu delirium, penyebab dan cara mengobatinya?
Delirium secara umum dapat dikategorikan sebagai penyakit mental yang dapat menyerang lansia, dimana penderitanya mengalami kebingungan parah dan penurunan kesadaran terhadap lingkungan sekitar. Delirium juga dapat mengakibatkan seseorang mengalami disorientasi dan berkurangnya kemampuan dalam memerhatikan lingkungan.
Lansia yang menderita delirium kerap tidak dapat berpikir dan mengingat dengan jelas sehingga mudah teralihkan. Gangguan penyakit ini biasanya terjadi secara tiba-tiba, cepat, dan sementara. Delirium dapat menimbulkan kebingungan dalam beberapa jam atau hari, dimana mungkin datang dan pergi pada penderita.
Dalam beberapa kasus delirium terkadang kerap sulit dibedakan dengan gejala demensia, terlebih kondisi ini juga sering terjadi seiring pertambahan usia. Tahukah Caring People, gangguan delirium dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan gejalanya? Apa saja ya? Yuk, kita bahas satu per satu di bawah ini.
1. Delirium Hiperaktif
Delirium hiperaktif merupakan jenis gejala yang bisa berupa perubahan perilaku menjadi lebih aktif dari biasanya. Kesayangan yang mengidap delirium jenis ini cenderung memperlihatkan sikap gelisah yang berlebihan.
Penderita juga merasakan perubahan mood yang begitu drastis dan seringkali merasakan halusinasi. Delirium hiperaktif dapat dengan mudah terdeteksi karena dari gejalanya akan sangat terlihat jelas.
2. Delirium Hipoaktif
Sedangkan delirium jenis hipoaktif menunjukkan gejala yang berbanding terbalik dengan delirium jenis hiperaktif. Delirium jenis ini akan sangat sulit terdeteksi, karena pengidap menunjukan gejala biasa saja, seperti sikap yang sangat tenang. Tetapi bukan berarti tidak terdeteksi sama sekali, lansia yang mengidap delirium jenis ini biasanya mengurangi berbagai aktivitasnya, seperti lebih banyak tidur dan sering menyendiri.
3. Delirium Campuran
Untuk jenis delirium yang terakhir adalah delirium campuran. Jenis ini merupakan campuran antara delirium hiperaktif dan hipoaktif. Lansia yang mengidap delirium campuran cenderung menunjukkan gejala-gejala yang ada pada delirium hiperaktif dan hipoaktif. Dalam beberapa waktu tertentu, pengidap menunjukan gejala delirium hiperaktif, lalu selanjutnya mereka akan menunjukkan gejala delirium hipoaktif.
Itu dia 3 jenis delirium yang secara umum sering lansia rasakan. Gimana Caring People, adakah beberapa gejala yang sudah dijelaskan di atas dirasakan Kesayangan? Atau Caring People masih cukup bingung, apa sih yang dapat menyebabkan lansia mengidap delirium? Simak penjelasan di bawah ini.
Penyebab Delirium
Pada dasarnya delirium adalah penyakit mental yang berhubungan dengan otak, Gangguan ini dapat disebabkan pengiriman dan penerimaan sinyal pada otak menjadi terganggu. Penyebab gangguan tersebut bermacam-macam, salah satunya rutinitas lansia yang kurang sehat atau keracunan obat yang mengakibatkan pasokan oksigen pada otak terganggu. Adapun beberapa penyebab delirium antara lain:
- Gaya hidup yang kurang sehat, seperti kurang tidur, stres berat, malnutrisi, dehidrasi, atau bahkan keracunan alkohol.
- Kelebihan dosis obat-obatan, seperti obat pereda nyeri, obat tidur, obat anti alergi, hingga obat untuk gangguan mood.
- Reaksi berlebihan yang direspon lansia terhadap infeksi, seperti pneumonia, infeksi saluran kemih, demam tifoid, sepsis, atau COVID-19.
- Operasi yang melibatkan pembiusan dan penyakit berat seperti gagal ginjal, gangguan keseimbangan elektrolit, hipotiroidisme, atau stroke.
Setelah mengetahui beberapa penyebab dari gangguan delirium, ada baiknya Caring People tahu cara pengobatannya di rumah untuk Kesayangan. Adapun beberapa cara yang kamu harus lakukan diantaranya:
- Ajak Kesayangan melakukan gaya hidup yang lebih sehat, seperti makan-makanan bergizi, mengatur jadwal tidur, olahraga sederhana, cukupi air putih, dan hindari alkohol.
- Jaga ketenangan Kesayangan dengan delirium dan tetap jalin komunikasi yang baik. Sebisa mungkin hindari adu argumen atau pertengkaran.
- Bantu dan rawat lansia untuk memahami lingkungannya, termasuk waktu dan apa yang sedang terjadi.
Dari beberapa penjelasan di atas sudah pahamkan Caring People? Jika Kesayangan sudah menunjukan gejala delirium, dukung dan rawat Kesayangan dengan penuh kasih cinta dan rasa sayang. Karena keberadaan Caring People menjadi anugerah untuknya. Yuk, jadikan Kesayangan semakin sehat, aktif dan berani lebih percaya diri!