Hati-Hati Inkontinensia Urine Bisa Jadi Gejala Awal Darah Tinggi

Urinasi adalah proses ekskresi yang terjadi dari kandung kemih hingga ke saluran kencing. Proses ekskresi pada tubuh yang terjadi pada sistem perkemihan ini pada umumnya memiliki intensitas 7 kali dalam sehari pada dewasa. 

Dikutip dari laman Alodokter tahun 2021, jika terjadi gejala sering buang air kecil dengan intensitas 10 kali lebih dalam sehari bisa menjadi indikasi terjadinya gangguan kandung kemih ataupun sebaliknya intensitas kencing yang terlalu jarang bisa menjadi indikasi Inkontinensia Urine.

Dilansir dalam laman web Halodoc tahun 2020, sering buang air kecil kerap diidentikkan dengan penyakit diabetes dan disebut sebagai gejala awal seseorang mengalami penyakit tersebut. Benarkah demikian? 

Dirilis pada tahun 2020, artikel di laman Halodoc, menyatakan bahwa meningkatnya frekuensi buang air kecil nyatanya bisa menjadi tanda awal dari penyakit diabetes. Hal tersebut berkaitan dengan naiknya kadar gula darah secara mendadak. Tingginya kadar gula darah mendorong keinginan untuk terus buang air kecil, meskipun hanya sedikit. 

Dikutip dari artikel Kompas Health tanggal 11 Mei 2021, gejala gula darah tinggi dapat ditandai dengan tingginya intensitas kencing. Kondisi ini disebabkan ketika kandungan gula darah terlalu tinggi, ginjal otomatis akan mengeluarkan lebih banyak gula dari tubuh. Salah satu caranya dengan kencing. Tak pelak, penderita penyakit gula darah tinggi lebih sering kencing ketimbang dalam kondisi normal.

Kondisi sering buang air kecil ini dalam bahasa medis sering dikenal dengan Inkontinensia Urine. Inkontinensia urine adalah kondisi terganggunya fungsi kandung kemih. Inkontinensia urine bisa menjadi indikasi gejala awal penyakit serius lainnya salah satunya gejala gula darah tinggi. 

Dilansir dari hasil sebuah studi di laman Halodoc tahun 2020 lalu, diperkirakan 30 persen wanita berusia 30-60 tahun mengalami penyakit ini, sedangkan pria hanya 1,5-5 persen. Sebenarnya, inkontinensia urine bisa dicegah dengan menjalankan pola hidup sehat. 

Gaya hidup yang lebih sehat bisa mencegah terjadinya Inkontinensia Urine. Rutin minum air mineral dalam sehari serta konsumsi buah-buahan adalah pola hidup sehat yang bisa dilakukan untuk mencegah Inkontinensia Urine. Hindari minuman yang memicu seseorang untuk buang air kecil, seperti alkohol, kafein atau minuman kaleng berperisa.

Dilansir dalam laman web Halodoc tahun 2020, berolahraga yang rutin juga bisa menjadi salah satu cara mencegah Inkontinensia Urine. Perlu dicatat, hindari olahraga yang memberikan dampak besar pada otot panggul seperti Sit-up gantilah olahraga berdampak tinggi, seperti jogging dan aerobik, dengan latihan kekuatan seperti pilates. Olahraga pilates juga mampu memperkuat otot inti, yang bermanfaat untuk mencegah inkontinensia urine.

Dukungan keluarga juga bisa menjadi langkah krusial bagi kondisi psikologis penderita Inkontinensia Urine, agar tidak memicu gangguan kesehatan lainnya. Pemilihan diapers untuk dewasa merupakan salah satu bentuk dukungan yang berarti buat penderita Inkontinensia Urine. Pastikan diapers untuk dewasa yang dipilih teruji secara klinis dan memberikan kenyamanan ekstra saat dikenakan.