Gangguan saluran kencing atau Inkontinensia Urine adalah adalah kondisi dimana kandung kemih tidak berfungsi secara optimal. Kondisi kandung kemih tidak kosong sepenuhnya, meskipun baru saja buang air kecil.
Gejala Inkontinensia Urine terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain; Inkontinensia Stress atau gangguan saluran kencing yang terjadi akibat adanya tekanan di kandung kemih. Lalu ada jenis Urge Incontinence yang terjadi disebabkan oleh kontraksi otot kandung kemih yang berlebihan.
Jenis lainnya ada Overflow Incontinence, penyebabnya karena kondisi kandung kemih atau saluran kemih mengalami penyumbatan sehingga mengganggu keluarnya urine. Kemudian ada Inkontinensia Total, dimana kondisi penderita tidak dapat menahan buang air kecil sama sekali.
Pada penelitian Perkumpulan Kontinensia Indonesia (PERKINA) pada tahun 2020 yang melibatkan 585 subjek, ditemukan bahwa 2,7% dari responden alami Stress Urinary Incontinence dengan 2,4%-nya adalah perempuan. 5,5% mengalami Urgency Urinary Incontinence dengan 4,4% dari 5,5% adalah perempuan serta 3,4% Mixed Urinary Incontinence dengan sebagian besar, yaitu 3,1% adalah perempuan.
Dikutip dari Alodokter, Inkontinensia Urine pada umumnya sering terjadi pada lansia terutama usia 60 tahun ke atas. Para lansia yang mengalami Inkontinensia Urine biasanya memiliki indikasi mengidap sindrom geriatri yang sifatnya menahun dan tidak memiliki gejala yang khas atau spesifik.
Dikutip dari Medcom, dari penelitian EPIC (Expanded Prostate Cancer Index Composite) yang dilakukan pada 2008 secara global, ditemukan sekitar 348 juta orang di dunia pernah mengalami Inkontinensia Urine. Survei yang dilakukan di berbagai negara Asia didapatkan bahwa prevalensi pada beberapa bangsa Asia adalah 12,2% (14,8% pada wanita dan 6,8% pada pria).
Dilansir oleh situs Halodoc, gejala umum Inkontinensia urine yang dialami oleh lansia ditandai dengan sering nya mengompol tanpa disadari. Pertambahan usia bisa menjadi penyebab seseorang mengalami penurunan fungsi dari organ tubuh, salah satunya adalah saluran kemih.
Berdasarkan kajian Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat tahun 2019, menyatakan bahwa jenis kelamin perempuan lebih berisiko mengalami inkontinensia urine dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan yang berisiko mengalami inkontinensia urin juga berpeluang mengalami masalah kesehatan lainnya.
Jangan Salah Pilih Diapers Dewasa
Dilansir dari KlikDokter yang merekomendasikan bahwa pemilihan diapers untuk dewasa harus memperhatikan berbagai aspek. Jika salah pilih, berbagai gangguan kesehatan bisa saja terjadi. Ada beberapa gangguan yang bisa terjadi, antara lain; iritasi kulit, ruam hingga gatal-gatal.
Dikutip dari artikel Detik Health: Menurut dokter spesialis urologi RSPAD Gatot Soebroto, dr Nugroho Budi Utomo, SpU, diapers dewasa bisa menjadi kawan atau lawan. Ini bergantung pada bagaimana Anda memilih dan menggunakannya.
Pilih diapers untuk dewasa terbaik yang memberikan kenyamanan ekstra bagi para lansia. Diapers dewasa yang teruji secara klinis, punya daya serap yang tinggi dan bisa digunakan dengan nyaman untuk beraktivitas secara normal.
Pilih Confidence yang merupakan diapers untuk dewasa terbaik, Confidence memiliki dua jenis diapers untuk dewasa yaitu diapers perekat untuk lansia dengan kondisi tirah baring dan diapers celana bagi lansia yang masih aktif.
Untuk lansia yang masih aktif, gunakan Confidence Pants yang memiliki daya serap 6x lebih banyak. Confidence Pants dengan bahan lycra sehingga dapat bergerak bebas mengikuti bentuk tubuh dan SAP anti bakteri untuk menghindari dari iritasi serta cocok untuk kulit sensitif.
Sedangkan bagi lansia dengan kondisi berbaring atau bedridden, gunakan Confidence Classic Day dan Confidence Classic Night di mana 2 diapers di siang hari dan 1 diapers di malam hari. Dengan Diamond Core Technology menyerap lebih cepat, halal dan teruji klinis, daya serap yang pas untuk kebutuhan siang dan malam, sehingga memberikan kenyamanan 24 jam bagi Kesayangan.
Berikan yang terbaik bagi Kesayangan dengan Confidence, agar mereka selalu aktif dan Berani Lebih Pede.