Apakah Anda sering mengalami intensitas kencing yang tinggi? Sering merasakan kencing tidak tuntas, meskipun baru saja buang air kecil? Hati-hati ini bisa jadi gejala infeksi saluran kemih dan bisa menjadi gejala awal Alzheimer.
Gejala penyakit Alzheimer tidak melulu ditandai oleh tidak mengingat suatu hal atau gampang lupa terhadap satu hal yang baru saja dibicarakan. Alzheimer adalah gangguan kesehatan pada pusat saraf otak. Gangguan saraf ini bisa menimbulkan beberapa gangguan salah satunya adalah gangguan pada saluran kemih.
Gangguan pada saluran kemih biasanya terjadi karena melemahnya otot pada saluran kemih dan/atau sekitar saluran kemih, namun tidak dapat dipungkiri gangguan saraf pada otak juga bisa menjadi penyebab sering kencing atau biasa disebut Inkontinensia Urine.
Gangguan sinyal pada saraf otak menyebabkan saluran kemih tidak bisa menangkap sinyal kapan harus buang air, akhirnya di beberapa kasus menyebabkan para penderita gangguan Inkontinensia Urine mengompol.
Otak merupakan pusat komando dari tubuh kita, sehingga ketika ada terjadi gangguan pada otak, sinyal ke seluruh tubuh juga terganggu. Jadi patut diwaspadai bagi Anda yang mengalami gangguan Inkontinensia Urine bisa jadi gejala awal Alzheimer dan atau Demensia.
Gangguan Inkontinensia Urine karena saraf ini bisa disebut dengan Neurogenic Bladder atau ketidakmampuan seseorang menahan kencing atau sebaliknya tidak merasakan ingin buang air kecil meski kondisi kandung kemih sudah penuh.
Gangguan saraf otak ini menyebabkan kondisi kandung kemih yang super aktif atau bahkan sebaliknya kurang aktif. Ada beberapa gejala yang menyebabkan Neurogenic Bladder, antara lain frekuensi kencing yang tinggi.
Gangguan pada saraf bisa menyebabkan kandung kemih overactive atau terlampau aktif. Kondisi ini membuat otot kandung kemih lebih sering berkontraksi, menyebabkan penderita sering kencing, biasanya intensitas kencing bisa lebih dari 5 kali.
Bahkan di beberapa kasus, penderita gangguan saluran kencing menyebabkan keluarnya urine tanpa disadari, sehingga membuat para penderita gangguan ini harus bolak-balik ke kamar kecil, bahkan penderita mengeluarkan beberapa tetes urine tanpa disadari setelah selesai buang air kecil.
Gangguan saluran kemih atau saluran kencing harus segera ditangani. Perlu disadari terjadinya gejala gangguan kencing bisa menjadi penyebab dini gangguan saraf otak yakni, Alzheimer dan atau demensia.
Perbedaan Alzheimer dan Demensia
Perlu disadari gejala Inkontinensia Urine bisa menjadi penyebab Alzheimer dan/atau demensia. Sebelumnya mari kita telaah lebih lanjut perbedaan alzheimer dan demensia.
Dilansir Alzheimer's Association, demensia adalah istilah umum untuk menggambarkan kondisi penurunan kemampuan berpikir yang parah, sampai aktivitas sehari-hari terganggu.
Terdapat beberapa jenis demensia yang berbeda, termasuk demensia campuran. Sedangkan penyakit alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang paling sering diidap. Sekitar 60-80 persen kasus demensia terkait penyakit alzheimer.
Alzheimer adalah penyakit otak degeneratif yang disebabkan oleh kerusakan sel otak, sehingga otak berubah secara kompleks. Namun, perlu diingat bahwa belum tentu semua penderita demensia memiliki penyakit alzheimer. (Health Kompas: 2021)
Demensia menyebabkan pengidapnya mengalami penurunan daya ingat yang bisa membuat pikun dan mengubah cara berpikir. Sedangkan alzheimer, merupakan penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan disertai kemampuan berpikir, berbicara, hingga perubahan perilaku. (Halodoc: 2020)
Demensia dan Alzheimer adalah dua penyakit yang berbeda, untuk itu kita perlu mengenal lebih lanjut gejala penyakit Alzheimer.
Gejala penyakit Alzheimer biasanya ditandai dengan kondisi seseorang yang rentan lupa dengan suatu kejadian penting, kesulitan merangkai kata, kehilangan kemampuan mencium, tidak bersemangat, serta kesulitan mengambil keputusan.(Halodoc: 2020)
Pengidap gejala Alzheimer tahap akut atau sudah parah bisa menyebabkan ketidaksadaran akan lingkungan sekitar, perubahan kepribadian, hingga komplikasi kandung kemih hingga tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti ke toilet.
Sebelum melakukan konsultasi dengan dokter atau tenaga ahli kesehatan jangan konsumsi obat-obatan tanpa saran dokter karena bisa berakibat fatal dan membuat kondisi bisa semakin parah baik itu pada saluran kencing atau gangguan saraf itu sendiri.
Penanganan dini bisa dilakukan dari keluarga yang selalu memberikan dukungan untuk penderita inkontinensia urine. Keluarga bisa dampingi mereka agar kondisi psikologis tidak menimbulkan gangguan kesehatan lainnya. Penggunaan popok dewasa menjadi salah satu bagian dari dukungan keluarga.
Pilih dengan bijak popok dewasa yang nyaman digunakan sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain nyaman pastikan popok dewasa yang dipilih punya daya serap yang tinggi, sehingga tidak menimbulkan iritasi kulit serta pilih yang sudah tersertifikasi halal karena popok dewasa yang sudah mendapat sertifikat halal bebas alkohol.
Pilih Confidence yang merupakan popok dewasa nomor satu berkualitas. Confidence memiliki dua jenis popok dewasa yaitu popok perekat untuk lansia dengan kondisi tirah baring dan popok celana bagi lansia yang masih aktif.
Untuk lansia yang masih aktif, gunakan Confidence Pants yang memiliki bahan lycra sehingga dapat bergerak bebas mengikuti bentuk tubuh dan SAP anti bakteri untuk menghindari dari iritasi.
Sedangkan bagi lansia dengan kondisi berbaring atau bedridden, gunakan Confidence Classic Day dan Confidence Classic Night di mana 2 popok di siang hari dan 1 popok di malam hari. Dengan Diamond Core Technology menyerap lebih cepat, halal dan teruji klinis, daya serap yang pas untuk kebutuhan siang dan malam, sehingga memberikan kenyamanan 24 jam bagi Kesayangan.
Berikan yang terbaik bagi Kesayangan dengan Confidence, agar mereka selalu aktif dan Berani Lebih Pede.
Gejala penyakit Alzheimer tidak melulu ditandai oleh tidak mengingat suatu hal atau gampang lupa terhadap satu hal yang baru saja dibicarakan. Alzheimer adalah gangguan kesehatan pada pusat saraf otak. Gangguan saraf ini bisa menimbulkan beberapa gangguan salah satunya adalah gangguan pada saluran kemih.
Gangguan pada saluran kemih biasanya terjadi karena melemahnya otot pada saluran kemih dan/atau sekitar saluran kemih, namun tidak dapat dipungkiri gangguan saraf pada otak juga bisa menjadi penyebab sering kencing atau biasa disebut Inkontinensia Urine.
Gangguan sinyal pada saraf otak menyebabkan saluran kemih tidak bisa menangkap sinyal kapan harus buang air, akhirnya di beberapa kasus menyebabkan para penderita gangguan Inkontinensia Urine mengompol.
Otak merupakan pusat komando dari tubuh kita, sehingga ketika ada terjadi gangguan pada otak, sinyal ke seluruh tubuh juga terganggu. Jadi patut diwaspadai bagi Anda yang mengalami gangguan Inkontinensia Urine bisa jadi gejala awal Alzheimer dan atau Demensia.
Gangguan Inkontinensia Urine karena saraf ini bisa disebut dengan Neurogenic Bladder atau ketidakmampuan seseorang menahan kencing atau sebaliknya tidak merasakan ingin buang air kecil meski kondisi kandung kemih sudah penuh.
Gangguan saraf otak ini menyebabkan kondisi kandung kemih yang super aktif atau bahkan sebaliknya kurang aktif. Ada beberapa gejala yang menyebabkan Neurogenic Bladder, antara lain frekuensi kencing yang tinggi.
Gangguan pada saraf bisa menyebabkan kandung kemih overactive atau terlampau aktif. Kondisi ini membuat otot kandung kemih lebih sering berkontraksi, menyebabkan penderita sering kencing, biasanya intensitas kencing bisa lebih dari 5 kali.
Bahkan di beberapa kasus, penderita gangguan saluran kencing menyebabkan keluarnya urine tanpa disadari, sehingga membuat para penderita gangguan ini harus bolak-balik ke kamar kecil, bahkan penderita mengeluarkan beberapa tetes urine tanpa disadari setelah selesai buang air kecil.
Gangguan saluran kemih atau saluran kencing harus segera ditangani. Perlu disadari terjadinya gejala gangguan kencing bisa menjadi penyebab dini gangguan saraf otak yakni, Alzheimer dan atau demensia.
Perbedaan Alzheimer dan Demensia
Perlu disadari gejala Inkontinensia Urine bisa menjadi penyebab Alzheimer dan/atau demensia. Sebelumnya mari kita telaah lebih lanjut perbedaan alzheimer dan demensia.
Dilansir Alzheimer's Association, demensia adalah istilah umum untuk menggambarkan kondisi penurunan kemampuan berpikir yang parah, sampai aktivitas sehari-hari terganggu.
Terdapat beberapa jenis demensia yang berbeda, termasuk demensia campuran. Sedangkan penyakit alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang paling sering diidap. Sekitar 60-80 persen kasus demensia terkait penyakit alzheimer.
Alzheimer adalah penyakit otak degeneratif yang disebabkan oleh kerusakan sel otak, sehingga otak berubah secara kompleks. Namun, perlu diingat bahwa belum tentu semua penderita demensia memiliki penyakit alzheimer. (Health Kompas: 2021)
Demensia menyebabkan pengidapnya mengalami penurunan daya ingat yang bisa membuat pikun dan mengubah cara berpikir. Sedangkan alzheimer, merupakan penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan disertai kemampuan berpikir, berbicara, hingga perubahan perilaku. (Halodoc: 2020)
Demensia dan Alzheimer adalah dua penyakit yang berbeda, untuk itu kita perlu mengenal lebih lanjut gejala penyakit Alzheimer.
Gejala penyakit Alzheimer biasanya ditandai dengan kondisi seseorang yang rentan lupa dengan suatu kejadian penting, kesulitan merangkai kata, kehilangan kemampuan mencium, tidak bersemangat, serta kesulitan mengambil keputusan.(Halodoc: 2020)
Pengidap gejala Alzheimer tahap akut atau sudah parah bisa menyebabkan ketidaksadaran akan lingkungan sekitar, perubahan kepribadian, hingga komplikasi kandung kemih hingga tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti ke toilet.
Sebelum melakukan konsultasi dengan dokter atau tenaga ahli kesehatan jangan konsumsi obat-obatan tanpa saran dokter karena bisa berakibat fatal dan membuat kondisi bisa semakin parah baik itu pada saluran kencing atau gangguan saraf itu sendiri.
Penanganan dini bisa dilakukan dari keluarga yang selalu memberikan dukungan untuk penderita inkontinensia urine. Keluarga bisa dampingi mereka agar kondisi psikologis tidak menimbulkan gangguan kesehatan lainnya. Penggunaan popok dewasa menjadi salah satu bagian dari dukungan keluarga.
Pilih dengan bijak popok dewasa yang nyaman digunakan sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain nyaman pastikan popok dewasa yang dipilih punya daya serap yang tinggi, sehingga tidak menimbulkan iritasi kulit serta pilih yang sudah tersertifikasi halal karena popok dewasa yang sudah mendapat sertifikat halal bebas alkohol.
Pilih Confidence yang merupakan popok dewasa nomor satu berkualitas. Confidence memiliki dua jenis popok dewasa yaitu popok perekat untuk lansia dengan kondisi tirah baring dan popok celana bagi lansia yang masih aktif.
Untuk lansia yang masih aktif, gunakan Confidence Pants yang memiliki bahan lycra sehingga dapat bergerak bebas mengikuti bentuk tubuh dan SAP anti bakteri untuk menghindari dari iritasi.
Sedangkan bagi lansia dengan kondisi berbaring atau bedridden, gunakan Confidence Classic Day dan Confidence Classic Night di mana 2 popok di siang hari dan 1 popok di malam hari. Dengan Diamond Core Technology menyerap lebih cepat, halal dan teruji klinis, daya serap yang pas untuk kebutuhan siang dan malam, sehingga memberikan kenyamanan 24 jam bagi Kesayangan.
Berikan yang terbaik bagi Kesayangan dengan Confidence, agar mereka selalu aktif dan Berani Lebih Pede.